Zainal fathoni
28210819
4eb21
Definisi
Perubahan Harga :
Terdapat
dua istilah dalam perubahan harga yang harus dipahami yaitu :
- Perubahan harga umum terjadi apabila secara rata-rata harga seluruh barang dan jasa dalam suatu perekonomian mengalami perubahan. Unit-unit moneter memperoleh keuntungan atau mengalami kerugian daya beli. Kenaikan harga secara keseluruhan disebut sebagai inflasi (inflation), sedangkan penurunan harga disebut sebagai deflasi (deflation).
- Perubahan harga spesifik mengacu pada perubahan dalam harga barang atau jasa tertentu yang disebabkan oleh perubahan dalam permintaan dan penawaran. Jadi laju inflasi per tahun dalam suatu negara mungkin berkisar sekitar 5%, sementara harga satu unit apartemen dengan satu kamar tidur mungkin meningkat sebesar 50% selama periode yang sama.
Mengapa Laporan Keuangan Memiliki
Potensi Untuk Menyesatkan Selama Periode Perubahan Harga?
Selama periode inflasi, nilai aktiva yang tercatat sebesar
biaya akuisisi awalnya jarang mencerminkan nilai terkininya (yang lebih
tinggi). Nilai aktiva yang dinyatakan lebih rendah menghasilkan beban yang
dinilai lebih rendah dan laba yang dinilai lebih tinggi.
Penyesuaian Tingkat Harga Umum
Mata uang konstan biaya historis atau equivalen daya beli
umum merupakan jumlah mata uang yang disesuaikan terhadap perubahan tingkat
harga umum (daya beli). Jumlah nominal merupakan jumlah mata uang yang belum
disesuaikan sedemikian rupa.
Sebagai contoh, selama periode kenaikan harga, aktiva
berumur panjang yang dilaporkan didalam neraca sebesar biaya akuisisi awalnya
dinyatakan dalam mata uang nominal. Apabila biaya historisnya tersebut
dialokasikan terhadap laba periode kini (dalam bentuk beban depresiasi),
pendapatan, yang mencerminkan daya beli kini, ditandingkan dengan biaya yang
mencerminkan daya beli (yang lebih tinggi) dari periode terdahulu saat aktiva
tersebut dibeli. Oleh sebab itu, jumlah nominal harus disesuaikan untuk
perubahan dalam daya beli umum uang agar dapat ditandingkan secara tepat dengan
transaksi kini.
Sudut Pandang Internasional Terhadap
Akuntansi Inflasi
Berbagai negara telah mencoba metode inflasi yang berbeda.
Praktik aktual juga mencerminkan pertimbangan paragmatis seperti parahnya laju
inflasi nasional dan pandangan pihak yang secara langsung dipengaruhi oleh
angka akuntansi inflasi. Mengamati beberapa metode akuntansi inflasi yang
berbeda sangat bermanfaat pada saat menilai kondisi paling mutakhir saat ini.
Amerika
Serikat
Pada tahun 1979, FSAB mengeluarkan Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (statement of financial accounting standards-SFAS)
No. 33. Berjudul “pelaporan keuangan dan perubahan harga”, pernyataan ini
mengharuskan perusahaan-perusahaan AS yang memiliki persediaan dan aktiva
tetap.
Banyak pengguna dan penyusun informasi keuangan yang telah
sesuai dengan SFAS No.33 mengemukakan bahwa :
- Pengungkapan ganda yang diwajibkan oleh FASB membingungkan.
- Biaya untuk penyusunan pengungkapan ganda ini terlalu besar.
- Pengungkapan daya beli konstan biaya historis tidak terlalu bermanfaat bila dibandingkan data biaya kini.
Inggris
Komite Standar Akuntansi Inggris (Accounting Standard
Commitee-ASC) menerbitkan Pernyataan Standard Praktik Akuntansi 16 (Statement
Of Standard Accounting Practice-SSAP 16). Perbedaan SSAP 16
dengan SFAS 33 yaitu :
- Apabila standar AS mengharuskan akuntansi dolar konstan dan biaya kini, SSAP 16 mengadopsi hanya metode biaya kini untuk pelaporan eksternal.
- Apabila penyesuaian inflasi AS berpusat pad laporan laba rugi, laporan biaya kini di Inggris mewajibkan baik laporan laba rugi dan neraca biaya kini, beserta pencatatan penjelasan.
Standar
di Inggris memperbolehkan tiga pilihan pelaporan :
- Menyajikan akun-akun biaya kini sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya historis.
- Menyajikan akun-akun biaya historis sebagai laporan keuangan dasar dengan akun-akun pelengkap biaya kini.
- Menyediakan akun-akun biaya kini sebagai satu-satunya akun yang dilengkapi dengan informasi biaya historis yang memadai.
Badan Standar Akuntansi Internasional
IASB telah menyimpulkan bahwa laporan posisi keuangan dan
kinerja operasi dalam mata uang lokal menjadi tidak berarti lagi dalam suatu
lingkungan yang mengalami hiperinflasi. Secara khusus laporan keuangan suatu
perusahaan yang melakukan pelaporan dalam mata uang perekonomian hiperinflasi,
apakah didasarkan pada kerangka penilaian biaya historis atau biaya kini, harus
disajikan ulang sesuai dengan daya beli konstan pada tanggal neraca. Aturan ini
juga berlaku untuk angka terkait dalam periode sebelumnya. Keuntungan atau
kerugian daya beli yang terkait dengan posisi kewajiban atau aktiva moneter
bersih dimasukan kedalam laba kini. Perusahaan yang melakukan pelaporan juga
harus mengungkapkan :
- Fakta bahwa penyajian ulang untuk perubahan dalam daya beli unit pengukuran telah dilakukan.
- Kerangka dasar penilaian aktiva yang digunakan dalam laporan keuangan utama yaitu penilaian biaya historis atau biaya kini.
- Identitas dan tingkat indeks harga pada tanggal neraca, beserta dengan perubahannya selama periode pelaporan.
- Keuntungan atau kerugian moneter bersih selama periode tersebut.
Keuntungan Dan
Kerugian Inflasi
Perlakuan keuntungan dan kerugian
pos-pos moneter (yaitu kas, piutang, dan utang) tergolong kontroversial.
Penelitian kami terhadap praktik di berbagai negara mengungkapkan perbedaan
yang penting dalam hal ini.
Di Amerika, keuntungan atau kerugian
pos-pos moneter ditentukan dengan menyajikan ulang dalam dolar konstan, saldo
awal dan saldo akhir. Serta transaksi dalam, seluruh aktiva dan kewajiban
moneter (termasuk utang jangka panjang), angka yang dihasilkan diungkapkan
sebagai saldo terpisah. Perlakuan ini memandang keuntungan dan kerugian pos-pos
moneter sebagai hal yang berbeda dari jenis pendapatan yang lain.
Keuntungan Dan
Kerugian Kepemilikan
Akuntansi untuk biaya kini membagi total laba menjadi 2
bagian :
- Laba operasi (perbedaan antara pendapatan kini dan biaya kini sumber daya yang dikonsumsi).
- Keuntungan yang belum direalisasi yang imbul dari kepemilikan aktiva nonmoneter dengan nilai pengganti yang meningkat bersamaan dengan inflasi.
Kenaikan dalam biaya penggantian aktiva operasi yaitu
proyeksi arus keluar yang lebih tinggi untuk mengganti peralatan, bukanlah
suatu keuntungan baik itu direalisasikan atau tidak. Apabila laba berbasis
biaya kini mengukur perkiraan kekayaan perusahaan yang dapat digunakan, maka
perubahan biaya kini persediaan, aktiva tetap dan aktiva operasi lainnya
merupakan revaluasi equitas pemilik yang merupakan bagian dari laba yang harus
disimpan oleh perusahaan untuk mempertahankan modal fisiknya.
Akuntansi Untuk
Inflasi Diluar Negeri
Para investor memberi perhatian
terhadap potensi perusahaan untuk menghasilkan deviden, karena nilai investasi
mereka sangat tergantung pada deviden dimasa depan. Potensi suatu perusahaan
untuk menghasilkan deviden berkaitan langsung dengan kapasitasnya untuk
memproduksi barang dan jasa.
Jika suatu perusahaan mempertahankan
kapasitas produksinya, baru ada suatu deviden masa depan yang dapat
dipertimbangkan. Menyajikan ulang akun-akun perusahan luar negeri dan domestik
menjadi ekuivalen harga kini akan menghasilkan informasi yang relevan dengan
keputusan. Informasi ini memberikan kesempatan kepada investor untuk memperoleh
informasi sebanyak mungkin yang menyangkut deviden dimasa depan. Jauh lebih
mudah untuk
membandingkan
dan mengevaluasi hasil konsolidasi seluruh perusahaan daripada yang dilakukan
dewasa ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar